TEKNOLOGI INFORMASI MENYONGSONG PEMILU DAN PEMILIHAN DI ERA NEW NORMAL

Bandung, kab-bandung.kpu.go.id – KPU Republik Indonesia menggelar Webinar Digitalisasi Pemilu Seri 1 pada Rabu (22/09/2021), dengan mengangkat tema Pengenalan Sejarah Internet, Dampak Perubahan Kehidupan dan Pemilu 2024, yang dibuka secara resmi oleh Ketua KPU RI, Iham Saputra. Digitalisasi pemilu adalah sebuah keniscayaan, karena penrkembangan teknologi sangat cepat dan memungkinkan kita untuk menerapkan digitalisasi pemilu. Digitalisasi merupakan sebuah kebutuhan, bagaimana teknologi dapat mengubah perilaku manusia dan juga bisa merubah efisiensi dan efektifitas dari tahapan penyelenggaraan pemilu. Kami sedang menggagas dan mendesain agar nantinya seluruh data dapat terintegrasi dengan baik, teknologi terus berkembang, mari kita ikuti bersama, dan mana kira-kira yang dibutuhkan dari proses digitalisasi pemilu ini sesuai dengan tupoksi sebagai penyelenggara pemilu, ujar Ilham.

Anggota KPU RI, Viryan Azis, berindak sebagai pengantar webinar. Viryan menyampaikan, bahwa tema ini merupakan pembuka dalam webinar digitalisasi pemilu seri berikutnya. Kami ingin belajar dari para ahli dibidangnya masing-masing terkait dengan teknologi informasi agar dapat menjadi peningkatan kapasitas bagi KPU sebagai penyelenggara pemilu. KPU ingin mendapatkan aspek sejarah untuk mengetahui awal mula internet dan perjalanan internet, serta bagaimana milestone untuk perubahan kehidupan masyarakat yang nantinya akan bermanfaat untuk Pemilu Tahun 2024 yang dapat dilakukan dan perlu disiapkan oleh KPU.

Pakar/Ahli Teknologi Informasi, Marsudi Wahyu Kisworo, menjadi narasumber dalam webinar ini. Marsudi memberikan pemaparannya mengenai perkembangan internet dan teknologi digital untuk pemilu. Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari teknologi digital apalagi dimasa yang akan datang. Internet bukanlah jaringan yang didesain untuk aman, sejak awal internet didesain untuk terbuka dan tidak ada pengamanan, sehingga timbul masalah-masalah pengamanan. Jaringan komunikasi adalah jaringan yang terdiri dari sambungan atau link dan titik-titik atau nodes yang berguna untuk menyampaikan pesan atau informasi, sehingga pesan dapat dikirimkan dari satu tempat ke tempat lain. Jaringan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jaringan sudah ada sejak jaman dahulu, hanya saja memiliki beberapa masalah diantaranya terkait kecepatan, keandalan dan keamanan.

Sejak ditanamkan kabel laut di tahun 1850, maka tahun 1900 menjadi awal dimulainya jaringan komunikasi global, dimana masih berbentuk jaringan yang alatnya diawali dengan ditemukannya telegraf menggunakan pengkodean, kemudian lahirlah telefoni yang menggunakan suara dengan lebih banyak lagi keunggulannya dan terus berkembang menjadi besar. Di tahun 1969 muncul rancangan jaringan internet pertama, yang diwujudkan dengan menggunakan jaringan telepon untuk menghubungkan internet tersebut, sehingga jadilah internet yang dikenal hingga saat ini. Penggunaan internet sendiri pada awalnya hanya digunakan untuk email (berkirim surat) sampai akhirnya terus berkembang hingga saat ini. Adapun dampak dari perkembangan digital adalah adanya perang dunia digital yang terjadi disemua sektor, baik itu perbankan, pendidikan maupun commerce. Akibat dari perang dunia digital adalah lahirnya superstar baru, perusahaan-perusahaan digital, unicorns baru yang valuasinya sangat dahsyat. Perang digital akhirnya mewarnai kehidupan manusia. Kesimpulannya adalah komunikasi merupakan kebutuhan alami manusia dan internet telah mengubah dunia, ujar Marsudi di awal pemaparannya.

Selanjutnya, Marsudi mengatakan bahwa Indonesia masih memilik problem dimana sebanyak 13.000 desa tidak memiliki sinyal, dan diperkirakan diakhir tahun 2021 hanya tersisa 3000 desa, diharapkan di 2024 sudah 100% mempunyai jaringan internet, sehingga ke depannya apabila KPU ingin menerapkan teknologi digital di dalam pemilu, dapat disupport oleh jaringan yang ada di seluruh desa. Yang terjadi saat ini menuju era 5G dimana kecepatan lebih cepat 100x dibanding 4G, dengan konektivitas tanpa putus, diharapkan dapat relevan dengan pemilu. Kaitannya dengan pemilu, KPU harus merancang sistem arsitektur pemilu yang harus ditindaklanjuti dari bisnis arsitektur, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, tutup Marsudi. (Humas KPU Kabupaten Bandung)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 40 Kali.