MEMPERKUAT GERAKAN LITERASI DEMOKRASI BAGI PEMILIH PEMULA

Dalam kontek berdemokrasi, pemilih pemula bisa dikategorikan anak-anak yang masih suci, baik buruknya masa depan politik bergantung pada kita bagaimana mengisi pengetahuan mereka dengan hal-hal positif dalam berdemokrasi. Hal tersebutlah yang menjadi dasar KPU Kabupaten Kuningan menyelenggarakan webinar dengan tema Memperkuat Gerakan Literasi Demokrasi di Sekolah, ungkap Ketua KPU Kuningan, Asep Z. Fauzi, Selasa (15/6/2021).

Beberapa poin yang menjadi tantangan terkait pemilih pemula diantaranya: (1) Umur, dinyatakan bisa menjadi pemilih syaratnya berusia minimal 17 tahun, namun banyak yang belum melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP); (2) Termasuk katergori rawan dipolitisasi, karena secara kuantitas jumlah pemilih pemula cukup besar; (3) Rawan dipersuasi, dipengaruhi untuk mengikuti kampanye negatif; (4) Money politic, bisa terjadi karena mutualisme yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi pemilih pemula; (5) Budaya politik, proses ini yang harus diawali di sekolah sehingga bisa memperkuat budaya demokrasi. Dalam ruang diskusi ini diharapkan kita menemukan jawaban bagaimana sekolah bisa menjadi ruang peningkatan literasi demokrasi sehingga menciptakan sosok pemilih pemula yang cerdas, intergritas, dan bertanggungjawab.

Pemilhan/Pemilu adalah bentuk berdemokrasi yang kongkrit dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilih pemula/pemilih milineal memang memiliki jumlah yang luar biasa, namun hanya 2,3% yang tertarik kepada politik. Ini menjadi tantangan bagaimana generasi milenial menjadi corong berdemokrasi. Literasi di Indonesia masih rendah, termasuk literasi demokrasi. KPU berkepentingan untuk menggerakkan program gerakan literasi berdemokrasi, KPU diamanatkan menyelenggarakan sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada berbagai segmen pemilih. Tujuan dari penddikan Pemilih, yaitu: (1) Peningkatan partisipasi masyarakat, artinya keterlibatan pemilih disemua siklus Pemilu/Pemilihan; dan (2) Meningkatkan literasi politik/demokrasi.

Gerakan Literasi adalah proses memahami, mengakses tentang apa yang kita baca, apa yang kita lihat, dan apa yang kita rasakan. Intinya adalah tentang proses pemahaman. Penguatan gerakan literasi demokrasi di sekolah ini penting sekali, salah satu contoh kegiatan di sekolah yaitu pemilihan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Di sini siswa belajar berdemokrasi, belajar politik. Literasi demokrasi ini bagaimana kita memahami undang-undang dan Pancasila Sila Keempat. Literasi Demokrasi merupakan bagian dari 6 (enam) literasi, diantaranya: (1) literasi baca tulis; (2) literasi digital; (3) literasi sains; (4) literasi finansial; (5) literasi numerasi; (6) literasi kebudayaan dan kekeluargaan, dan literasi demokrasi ini berada di dalamnya. Tujuan literasi adalah merawat kesadaran, bagaimana sadar pentingnya peningkatan literasi dalam hidup kita dan bagaimana kaitannya dengan demokrasi sehingga menciptakan pemilih yang berdaulat. (Humas KPU Kabupaten Bandung)

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 64 Kali.