.jpg)
KONSOLIDASI PENYUSUNAN STRATEGI SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN PEMILIH
Bandung, kab-bandung.kpu.go.id – Memantapkan konsolidasi demokrasi di Jawa Barat sebagai basis untuk mewujudkan Pemilu/Pemilihan berintegritas, menjadi dasar KPU Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Koordinasi (rakor) Kegiatan Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Tahun Anggaran 2021, Rabu (9 Juni 2021). Rakor diselenggarakan secara luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan) yang diikuti oleh 27 (dua puluh tujuh) KPU Kabupaten/Kota se Jawa Barat.
Dibuka oleh Ketua KPU Provinsi Jawa Barat, Rifqi Ali Mubarok, menyampaikan jika Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat mempunyai tahapan atau kegiatan yang berkelanjutan sama halnya dengan Divisi Program dan Data perihal pemutakhiran data pemilih. Divisi sosialisasi berkewajiban terus memberikan pendidikan pemilih, sehingga ke depannya saat ada tahapan Pemilu/Pemilihan, pemilih telah memiliki bekal pengetahuan mengenai kepemiluan. Divisi Sosialisasi harus memiliki target. Target ini bisa dicapai dengan mengevalusi hasil partisipasi Pemilihan ditahapan sebelumnya, sehingga bisa diketahui dan menjadi acuan untuk melaksanakan Pemilu/Pemilihan mendatang.
Menghadapi Pemilu dan Pemilihan Tahun 2024, divisi sosialisasi mempunyai pekerjaan rumah yang cukup berat, bagaimana nantinya bisa menyosialisasikan, misal surat suara dengan banyak pemilihan namun kemungkinan hanya ada satu atau dua surat suara. Untuk itu manfaatkan momen ini, karena pemilihan adalah inti tugas kita sebagai penyelenggara.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Idham Holik, sebagai pemimpin rapat menyampaikan, mulai sekarang kita harus mempersiapkan infrastruktur demokrasi. Salah satunya mempersiapkan literasi warga. Literasi warga ini dapat mengantisipasi polarisasi di masyarakat yang terjadi saat Pemilu. Sama halnya dengan partisipasi pemilih, ini merupakan indikator, kita sebagai penyelenggara harus memiliki target untuk menyukseskan Pemilu/Pemilihan yang akan datang, salah satunya dengan rakor yang kita lakukan sejak dini.
Sosialisasi dan Pendidikan pemilih menjadi tantangan untuk pelaksanaan Pemilu/Pemilihan Tahun 2024, diantaranya menyangkut segmen pemilih disabilitas yang memiliki hak sama saat Pemilihan. Dari aspek peserta Pemilu, faktor representasi perempuan dalam Pemilu legislatif harus menjadi perhatian, lanjut Idham. Jika masyarakat sudah sadar demokrasi, maka Pemilu akan berjalan baik karena masyarakat telah sadar akan hak dan kewajiban politiknya. Penyelenggara harus senantiasa meningkatkan kompetensi, baik kompetensi pengetahuan maupun moral demi suksesnya penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan. (Humas KPU Kabupaten Bandung)